Selasa, 11 November 2008

Rokok dan bahayanya

Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok
Tulisan ini mungkin sama nasibnya dengan kumpulan aksi anti rokok yang didengungkan seperti diatas, tetapi saya mencoba membahasnya dari sudut kimia sesuai dengan literatur yang dipunyai, dengan harapan pembaca situs ini yang mayoritas dari jurusan kimia akan lebih mudah memahami ketimbang saya membahas dari sudut kesehatan, lingkungan atau industri. Sehingga mudah-mudahan setelah membaca artikel ini.setidaknya ada beberapa orang dapat berhenti merokok.
Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
reaksi pembakaran rokok
Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC)) reaksi pirolisa

Walaupun
reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak
senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang
mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan
berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu
disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok.
Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati
temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi
dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area
temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.

Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin

Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC.
Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat
kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses
pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada
temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang
dilewati gas.

Pada temperatur dibawah 100oC
nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas memasuki
mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan,
tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut
sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung
nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan
baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.

Jadi,
ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya
dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah
di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses
pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses
pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis
memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat
proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi,
tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi
pembakaran rokok ke paru- paru mereka.

Jumlah
kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan
dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang
diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian
didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak
terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan
karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok
memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang
dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau
bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal
ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap
manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman
yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.

Selain
mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga
mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan
produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan
karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para
ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan
klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats
seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok.
Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok
dapat menurunkan IQ. (dari pelbagai sumber)

Tahukah Anda :

Rokok dapat menyebabkan penyakit-penyakit berikut:

Impotensi
Jantung
Kanker lidah
Kanker tenggorokan
Gigi menjadi jelek
Kanker paru-paru
Keguguran kandungan
Bayi lahir prematur
Bayi lahir cacat
Mata menjadi rusak/cacat
Kulit cepat keriput
Suara serak
Bisu, karena pita suara terkena kanker
Tenggorokan banyak berdahak
Kanker pencernaan
Kanker ginjal
Kanker rahim
Leukimia
Tulang menjadi rapuh
Menstruasi menjadi makin menyakitkan
dan lain-lainnya
zat beracun yang ada di rokok misalnya :

Zat-zat penyebab kanker
Racun untuk napi hukuman mati
Bahan bakar roket
Bahan aki mobil
Racun semut
Pembersih lantai
dll
Rokok lebih membuat ketagihan daripada narkotika !(kecuali heroin)
Jadi, cara termudah untuk selamat dari rokok adalah dengan cara tidak pernah mencobanya sama sekali.
Jika Anda berhasil lepas dari ketergantungan dari rokok - selamat ! saya yakin tidak akan mampu melakukan hal seperti itu.
Setiap tahun, masyarakat miskin Indonesia membakar Rp 90 trilyun / Rp 90.000.000.000.000,- untuk membeli rokok.
Jumlah tersebut lebih besar daripada jumlah pinjaman Indonesia ke IMF / Bank Dunia /dll
Jumlah
tersebut sebagian besar lari ke luar negeri, karena para pemilik pabrik
rokok banyak yang bukan warga negara Indonesia

Melihat
daftar penyakit yang bisa disebabkan oleh rokok, sekarang bisa dipahami
mengapa perokok banyak yang meninggal pelan-pelan, setelah menderita
berbagai macam penyakit dalam jangka waktu yang lama. Saya menyaksikan
sendiri anggota keluarga saya yang menderita seperti itu, dan sangat
menyedihkan melihat penderitaan yang dijalani oleh keluarganya selama
bertahun-tahun.

Masih ingin merokok ? Mudah-mudahan tidak lagi.

Tidak ada komentar: